Teknik Logistik Telkom University Surabaya Green Logistics: Inovasi Teknik Logistik Ramah Lingkungan

Dunia logistik tak lagi hanya bicara tentang kecepatan dan efisiensi biaya. Di tengah urgensi perubahan iklim dan tekanan global untuk beralih ke praktik yang lebih bertanggung jawab, muncullah konsep green logistics—sebuah pendekatan yang menggabungkan prinsip logistik dengan visi keberlanjutan lingkungan. Di sinilah teknik logistik memainkan peran penting, merancang sistem distribusi yang tidak hanya hemat energi dan efisien, tetapi juga meminimalkan dampak ekologis.

Konsep green logistics meliputi seluruh siklus pergerakan barang: mulai dari pemilihan rute yang hemat bahan bakar, penggunaan kendaraan ramah lingkungan, pengemasan yang dapat didaur ulang, hingga sistem pergudangan berenergi rendah. Semuanya diupayakan untuk menekan emisi karbon, mengurangi limbah, dan menciptakan rantai pasok yang lebih bertanggung jawab secara ekologis.

Salah satu studi kasus datang dari DHL, yang meluncurkan program GoGreen dengan target zero-emission logistics pada tahun 2050. Mereka menerapkan kendaraan listrik untuk pengiriman jarak pendek, mengoptimalisasi rute menggunakan AI agar menghindari kemacetan, serta menggunakan kemasan biodegradable. Dalam laporan internalnya, DHL berhasil memangkas emisi CO₂ hingga 30% dalam waktu lima tahun.

Teknik logistik turut mendukung transformasi ini melalui penerapan sistem informasi logistik berbasis big data dan IoT. Sensor pada kendaraan dapat memantau konsumsi bahan bakar dan emisi secara real-time, sedangkan software pemetaan dinamis dapat merekomendasikan jalur terpendek dan paling efisien. Tidak hanya itu, integrasi teknologi blockchain juga dimanfaatkan untuk memastikan transparansi rantai pasok hijau dari hulu ke hilir.

Namun, transisi ke green logistics bukan tanpa tantangan. Investasi awal untuk kendaraan listrik, infrastruktur pengisian daya, dan sistem digital masih relatif tinggi. Selain itu, dibutuhkan dukungan kebijakan dan perubahan budaya organisasi. Namun seiring meningkatnya kesadaran konsumen dan tekanan regulasi, transformasi ini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

Di tengah realitas industri 4.0 dan tuntutan keberlanjutan, green logistics bukan hanya tren, tapi masa depan. Mahasiswa dan profesional teknik logistik kini perlu dibekali tidak hanya dengan kemampuan teknis distribusi, tetapi juga wawasan keberlanjutan. Karena dalam logistik masa depan, yang terbaik bukan hanya yang tercepat—tetapi juga yang paling ramah bagi bumi.


Referensi Ilmiah
  1. Dekker, R., et al. (2012). Reverse logistics and green logistics. International Journal of Physical Distribution & Logistics Management.
  2. Srivastava, S. K. (2007). Green supply‐chain management: a state‐of‐the‐art literature review. International Journal of Management Reviews.
  3. Evangelista, P., et al. (2018). Environmental sustainability in third-party logistics service providers: A systematic literature review from 2000–2016. Sustainability.
  4. DHL Sustainability Report. (2022). Delivering on Green Logistics Commitments.
  5. McKinnon, A. (2010). Green logistics: the carbon agenda. Transport Reviews.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *